|
Universitas Airlangga, disingkat UA atau Unair, adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terletak di Surabaya, Jawa Timur. Universitas ini didirikan tanggal 10 November 1954 bertepatan dengan hari pahlawan yang ke-9. Pada tahun 2009, terdapat 24.143 mahasiswa yang terdaftar di UA.[1]
Universitas Airlangga memiliki 13 fakultas plus program pascasarjana yang menempati tiga kampus yang tersebar di Surabaya: Kampus A di Jalan Prof. Dr. Moestopo 47 [Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)]; Kampus B
di Jalan Dharmawangsa Dalam 4-6 [Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB);
Fakultas Hukum (FH); Fakultas Psikologi (FPsi); Fakultas Farmasi (FF);
Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP); Fakultas Ilmu Budaya
(FIB), dan Program Pascasarjana)]; dan Kampus C di Mulyorejo,
Surabaya Timur [Fakultas Sains dan Teknologi (FST); Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM); Fakultas Kedokteran Hewan (FKH); Fakultas Keperawatan
(FKP), dan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK)]
Berdirinya Universitas Airlangga memiliki sejarah yang cukup panjang.
Sebelum UA resmi didirikan, pada tanggal 9 dan 11 Oktober 1847,
disampaikan usul kepada Pemerintah Kolonial Belanda untuk mendidik
pemuda-pemuda Jawa yang berbakat menjadi ahli-ahli praktek kesehatan.
Pada tanggal 2 Januari 1849, melalui Keputusan Pemerintah No. 22,
didirikan NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School)
sebagai tempat pendidikan dokter di Surabaya. Sejak tahun 1913,
pendidikan dokter di Surabaya berlangsung di Jl. Kedungdoro 38 Surabaya.
Pada tahun 1923 gedung NIAS dipindah dari Jl. Kedungdoro ke tempat
berdirinya Fakultas Kedokteran Unair di Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo
Surabaya.
Kemudian Dr. Lonkhuizen, Kepala Dinas Kesehatan pada masa itu,
mengajukan usulan untuk mendirikan Sekolah Kedokteran Gigi di Surabaya
yang dirintis sejak bulan Juli 1928 hingga 1945. Ia mendapat persetujuan
dari Dr. R.J.F. Van Zaben, Direktur NIAS. Berikutnya, sekolah tersebut
lebih dikenal dengan nama STOVIT (School Tot Opleiding Van Indische Tandarsten).
Kala itu, STOVIT berhasil mengumpulkan 21 orang siswa. Dalam
perjalanannya, STOVIT berganti nama menjadi Ika Daigaku Shika dengan Dr.
Takeda sebagai Direktur pertamanya, menjabat antara tahun 1942-1945.
Dua tahun kemudian, pemerintah Belanda mengambil alih dan kemudian
mengganti namanya menjadi Tandheekunding Institute. Pada tahun 1948
sekolah ini berubah status menjadi Universitier Tandheelkunding
Instituut (UTI). Di bawah otoritas Republik Indonesia Serikat (RIS), UTI
kembali berganti nama menjadi LKIG (Institute of Dentistry) selama 4
tahun masa studi, di bawah pimpinan Prof. M. Knap dan Prof. M.Soetojo.
Pada tahun 1948 Universitas Airlangga merupakan cabang dari Universitas
Indonesia yang memiliki 2 fakultas, yakni Fakultas Kedokteran dan
Fakultas Kedokteran Gigi.
Universitas Airlangga secara resmi berdiri pada tahun 1954
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57/1954 dan diresmikan oleh
Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 November 1954, bertepatan
dengan perayaan hari pahlawan yang kesembilan. Pada tahun yang sama pula
berdiri Fakultas Hukum yang dulunya merupakan cabang dari Fakultas
Hukum, Ekonomi dan Sosial Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Nama Airlangga diambil dari nama raja yang memerintah Jawa Timur pada tahun 1019 hingga tahun 1042 yaitu Rakar Galu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramattungadewa atau dikenal dengan nama Prabu Airlangga.
Simbol Universitas Airlangga adalah burung Garuda tunggangan Wisnu
yang membawa guci berisikan air “Amrta” yakni air kehidupan abadi.
Simbol ini melambangkan Universitas Airlangga sebagai sumber ilmu yang
senantiasa kekal.
Bendera Universitas Airlangga berwarna kuning dan biru. Warna kuning
melambangkan keagungan, biru melambangkan ksatria dan jiwa yang
mendalam. Warna-warna itu diambil dari warna selubung yang menutupi
patung Wisnu pada upacara pendirian Universitas Airlangga oleh Presiden
Pertama Republik Indonesia pada tanggal 10 Nopember 1954